C&R TV – Penangkapan ini merupakan bagian dari penyelidikan awal yang dipimpin oleh Kantor Pencegahan Kekerasan terhadap Anak di Bawah Umur Prancis.
Lembaga ini menuduh Telegram gagal memoderasi konten ilegal, termasuk penyebaran konten pelecehan seksual anak dan penyalahgunaan oleh kelompok kriminal. Investigasi juga difokuskan pada kegagalan Telegram dalam menerapkan langkah-langkah efektif untuk mencegah aktivitas ilegal di platform mereka.
Meskipun awalnya Telegram mirip dengan aplikasi chatting lainnya, platform ini berkembang menjadi jejaring sosial dengan kapasitas grup hingga 200.000 orang.
Telegram juga populer karena menawarkan pesan terenkripsi ujung-ke-ujung dan digunakan oleh berbagai tokoh, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, untuk menyampaikan informasi tentang perang di Ukraina.
Namun, di balik manfaatnya, Telegram juga dikenal sebagai “surga” bagi kelompok ekstremis dan konspirasi. Menurut laporan dari media Eropa Tengah, Telegram sering digunakan sebagai alat propaganda oleh berbagai pihak, termasuk kelompok radikal kanan dan kiri di Eropa, serta penganut teori konspirasi di Amerika Serikat.