C&R TV, Jakarta – Al Ghazali menunjukkan sikap tegas membela sang adik perempuan. Ia ikut diperiksa sebagai saksi atas laporan sang ayah, Ahmad Dhani, terhadap psikolog Lita Gading yang diduga telah memicu perundungan lewat kontennya.
Ahmad Dhani resmi melaporkan Lita Gading ke Polda Metro Jaya pada Kamis (10/7). Laporan tersebut dilayangkan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang ITE dan eksploitasi anak, menyusul unggahan Lita yang dianggap menyudutkan anak Ahmad Dhani dan Mulan Jameela.
Al Ghazali, sebagai kakak dari anak yang diduga jadi sasaran, ikut mendampingi laporan itu. Ia bahkan menjadi saksi pertama yang diperiksa oleh pihak kepolisian.
“Sudah (diperiksa), ada sekitar tiga saksi termasuk Al,” ujar kuasa hukum Ahmad Dhani, Aldwin Rahadian, Kamis (17/7).
Fokus Pemeriksaan dan Sikap Al Ghazali
Dalam pemeriksaan, Al ditanya soal apa yang ia ketahui terkait perundungan terhadap adiknya dan konten yang dilaporkan.
“Ya, ditanya soal postingan yang jadi perkara dan bagaimana dia mengetahui kasus itu,” tambah Aldwin.
Saat ditemui wartawan usai laporan, Al Ghazali tak banyak bicara. Ia hanya menjawab singkat saat ditanya alasan ikut turun tangan, “Demi keluarga.”
Aldwin menegaskan pihaknya siap kooperatif untuk proses hukum selanjutnya.
Respons Lita Gading: Ini Konten Edukasi, Bukan Perundungan
Di sisi lain, Lita Gading merespons dengan tenang. Ia menyebut kontennya bersifat edukatif, bukan menyerang individu.
“Semua bukti ada di jejak digital. Dimana letak perundungannya? Justru saya menghalau netizen dari perundungan,” ujar Lita.
Lita bahkan menyatakan tidak akan melaporkan balik Ahmad Dhani. Melalui pengacaranya, Syamsul Jahidin, ia justru menyayangkan tindakan Dhani yang dinilai membatasi kebebasan akademik.
“Ini menyedihkan, karena menyangkut akademisi. Kebebasan akademik seperti dirampas,” ucap Syamsul dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Jumat (11/7).
Kasus ini kini memasuki tahap penyelidikan awal. Publik pun terbelah antara mendukung langkah hukum Ahmad Dhani dan menilai konten Lita tak menyerang personal.
Dengan keterlibatan Al Ghazali sebagai saksi dan figur publik, kasus ini diprediksi akan terus jadi sorotan. Apakah ini akan membuka diskusi luas soal batas edukasi dan privasi publik figur?
