C&R TV – Penggunaan lagu “My Heart Will Go On” milik Celine Dion dalam kampanye politik Donald Trump kembali memicu kontroversi. Lagu yang terkenal sebagai soundtrack dari film Titanic ini diputar dalam sebuah rapat umum kampanye di Montana tanpa izin dari pihak Dion. Hal ini memaksa tim manajemen penyanyi legendaris asal Kanada tersebut untuk mengambil tindakan.
Melalui pernyataan resmi yang disampaikan di media sosial, tim manajemen Dion bersama Sony Music Entertainment Canada Inc menyatakan ketidaksetujuan mereka atas penggunaan lagu tersebut. “Hari ini, tim manajemen Celine Dion dan Sony Music Entertainment Canada Inc menyadari adanya penggunaan tanpa izin atas video, rekaman, pertunjukan musik, dan citra Celine Dion yang menyanyikan ‘My Heart Will Go On’ di rapat umum kampanye Donald Trump / JD Vance di Montana,” tulis mereka dalam pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan itu, tim manajemen Dion menegaskan bahwa penggunaan lagu tersebut tidak mendapat izin resmi dari pihak manapun dan Celine Dion sama sekali tidak mendukung penggunaan musiknya untuk tujuan semacam itu. Mereka menambahkan, “Sungguh, lagu itu?”
Kontroversi ini muncul hanya beberapa minggu setelah Dion membuat penampilan yang tak terlupakan saat menutup upacara pembukaan Olimpiade Paris. Meskipun saat ini sedang berjuang melawan penyakit stiff person syndrome (SPS), Dion berhasil tampil memukau dengan menyanyikan lagu “Hymne A L’Amour” dari Edith Piaf di atas Menara Eiffel.
Namun, Celine Dion bukan satu-satunya artis yang berani menentang penggunaan musiknya oleh Donald Trump. Sejak beberapa tahun terakhir, banyak musisi yang telah menyatakan keberatan mereka atas penggunaan lagu-lagu mereka dalam kampanye politik tanpa izin. Johnny Marr, gitaris dari The Smiths, adalah salah satu artis yang dengan tegas meminta Trump untuk berhenti memutar lagu “Please, Please, Please, Let Me Get What I Want” dalam rapat umum.
Steven Tyler dari Aerosmith juga mengeluarkan surat perintah penghentian penggunaan lagu setelah Trump menggunakan lagu “Livin’ On The Edge” dalam sebuah acara di Charleston, West Virginia, pada tahun 2018. Tyler bahkan telah mengirim dua surat perintah serupa pada tahun 2015 ketika Trump pertama kali menggunakan lagu-lagu Aerosmith.
Estate dari Prince dan Tom Petty juga mengambil tindakan hukum yang serupa, sementara Rihanna mengirim surat perintah penghentian setelah lagunya “Don’t Stop The Music” diputar dalam sebuah acara di Chattanooga, Tennessee. Pasangan Ozzy dan Sharon Osbourne juga menuntut Trump untuk tidak menggunakan musik Black Sabbath dalam video kampanyenya.
Selain itu, Rolling Stones dan Neil Young turut serta dalam protes terhadap penggunaan musik mereka tanpa izin, sementara band Linkin Park juga mengeluarkan perintah penghentian setelah lagu mereka “In The End” muncul dalam sebuah video yang mendukung Trump.