C&R TV, Jakarta – Sejumlah artis Tanah Air kembali jadi sorotan publik setelah ditunjuk sebagai komisaris dan direksi di sejumlah perusahaan milik negara di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Nama-nama seperti Giring Ganesha, Yovie Widianto, hingga Ifan Seventeen masuk dalam struktur penting BUMN yang sebelumnya lebih banyak diisi oleh profesional dan birokrat.
Beberapa dari mereka dikenal aktif mendukung pasangan Prabowo-Gibran saat Pemilu Serentak 2024 lalu. Bahkan, tak sedikit dari mereka juga sudah mendapat posisi strategis di pemerintahan, termasuk kursi wakil menteri dan staf khusus presiden.
Dari Musisi hingga Mantan Atlet
Mantan vokalis Nidji, Giring Ganesha, ditunjuk sebagai komisaris PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), anak usaha Garuda Indonesia. Penunjukan dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 5 Juni 2025. Giring sebelumnya menjabat Wakil Menteri Kebudayaan dan juga dikenal sebagai mantan Ketua Umum PSI.
Sementara itu, musisi senior Yovie Widianto juga dipercaya menjadi komisaris di PT Pupuk Indonesia (Persero). Surat keputusan penunjukannya dikeluarkan pertengahan Juni 2025. Selain itu, Yovie juga menjabat sebagai staf khusus presiden sejak Oktober 2024. Pendiri grup Kahitna ini dikenal luas sebagai figur yang aktif dalam gerakan musisi dan organisasi FESMI.
Mantan pebulutangkis nasional Taufik Hidayat juga tak ketinggalan. Ia duduk sebagai komisaris di PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), subholding dari PT PLN (Persero). Taufik juga menjabat Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga. Ia terjun ke politik lewat Partai Gerindra meski gagal lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.
Jabat Kursi Strategis, Menuai Pro-Kontra
Aktor senior Ari Sihasale juga dipercaya menjadi Komisaris PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC sejak 26 Juni 2025. Suami dari Nia Zulkarnaen ini dikenal lewat film-film bertema nasionalisme seperti Denias, Tanah Air Beta, dan Di Timur Matahari.
Salah satu penunjukan yang cukup mengejutkan datang dari Ifan Seventeen. Vokalis band pop itu ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) sejak Maret lalu. Meski begitu, jabatan ini memicu sejumlah kritik, terutama dari kalangan pelaku industri film yang mempertanyakan latar belakang dan kapabilitas Ifan di bidang manajerial perfilman.
Ifan sendiri diketahui pernah maju sebagai caleg dari Partai Gerindra dan PKB di dua pemilu terakhir, namun gagal memperoleh kursi di DPR. Penunjukannya di PFN dianggap sebagai langkah politik balas jasa oleh sebagian kalangan.
Respons Publik dan Tantangan di Depan
Penunjukan para artis di posisi penting BUMN ini memicu berbagai respons. Ada yang menilai langkah ini sebagai bentuk regenerasi dan keterlibatan publik figur dalam pemerintahan. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip meritokrasi dan profesionalisme di tubuh BUMN.
Meski begitu, para artis yang kini memegang jabatan tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata, terutama dalam meningkatkan citra dan kinerja BUMN di sektor masing-masing. Publik kini menanti sejauh mana mereka bisa menjalankan amanah dengan kompetensi dan integritas.