BarataNews.id, Jakarta – Elon Musk mengumumkan bahwa layanan internet satelit Starlink kini aktif di Iran setelah pemerintah negara tersebut memblokir akses internet berbasis darat pada Jumat, 13 Juni 2025. Pemblokiran ini terjadi menyusul serangan udara Israel yang menghantam fasilitas nuklir Iran dan menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer.
Melalui akun resminya di platform X, Elon Musk mengonfirmasi bahwa layanan Starlink telah menyala. “Sinyalnya sudah menyala,” tulisnya, menanggapi desakan berbagai pihak yang menuntut agar jaringan internet kembali bisa diakses oleh masyarakat Iran yang terisolasi secara digital.
Langkah ini disambut luas sebagai bentuk intervensi teknologi demi kebebasan informasi. Pemerintah Iran diketahui membatasi akses komunikasi untuk meredam potensi gejolak publik akibat tekanan internasional dan instabilitas dalam negeri yang meningkat setelah serangan Israel.
Starlink Jadi Solusi Saat Infrastruktur Lumpuh
Starlink, yang dioperasikan oleh perusahaan luar angkasa SpaceX milik Elon Musk, merupakan jaringan internet satelit berbasis orbit rendah (LEO). Teknologi ini mampu menyediakan koneksi internet tanpa mengandalkan infrastruktur darat, sehingga menjadi solusi ideal saat terjadi gangguan atau pemblokiran skala nasional.
Hingga saat ini, lebih dari 7.500 satelit Starlink telah diluncurkan ke orbit, menjadikannya sistem komunikasi berbasis satelit terbesar di dunia. Untuk mengaksesnya, pengguna memerlukan perangkat terminal kecil yang biasanya dipasang di atap bangunan dan terhubung langsung ke jaringan satelit.