Reaksi Tokoh Politik
RUU ini mengundang respons beragam dari para pemimpin politik. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, menegaskan bahwa “RUU ini buruk dari luar hingga ke jantungnya,” dan mendesak para senator untuk mendengarkan peringatan dari Musk.
Sementara itu, Ketua DPR AS dari Partai Republik, Mike Johnson, menyebut kritik Musk sebagai hal yang “sangat mengecewakan.” Johnson sendiri merupakan salah satu arsitek utama di balik pengesahan RUU ini di parlemen.
Musk selama ini dikenal memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Trump. Namun, sejak ia mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan, arah sikapnya tampak berubah. Ia kini lebih vokal dalam mengkritik kebijakan anggaran, terutama yang dianggapnya boros dan tidak efisien.
Pernyataannya kali ini menggarisbawahi kekhawatirannya terhadap arah fiskal Amerika Serikat. Dengan nada emosional, Musk seolah ingin menggugah para legislator untuk lebih bertanggung jawab terhadap generasi mendatang.
RUU ini menjadi simbol pertarungan dua kutub besar dalam politik AS: mereka yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemotongan pajak dan pengeluaran besar, melawan mereka yang memperingatkan bahaya lonjakan utang dan defisit anggaran.
Dengan waktu yang semakin mepet menuju batas waktu plafon utang, tekanan pada Senat untuk bertindak akan terus meningkat. Dan sementara para politisi berdebat, suara Musk kini menggema lebih keras dari sebelumnya – sebagai seorang teknokrat yang tak lagi berada di dalam pemerintahan, tetapi masih sangat mempengaruhi perbincangan nasional.