Investor Tunggu Susunan Kabinet Baru di Tengah Penguatan IHSG dan Rupiah

Investor Tunggu Susunan Kabinet Baru di Tengah Penguatan IHSG dan Rupiah
Investor Tunggu Susunan Kabinet Baru di Tengah Penguatan IHSG dan Rupiah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.533, setelah mengalami kenaikan sebesar 0,9% pada penutupan perdagangan kemarin. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah peristiwa besar yang dinanti oleh investor, termasuk pidato Presiden tentang era baru pemerintahan dan nota keuangan tahun 2025. Selain itu, reshuffle kabinet dan putusan Mahkamah Konstitusi terkait aturan politik juga menjadi perhatian pasar.

Saham-saham blue chip seperti BRI, Bank Mandiri, BCA, Astra International, dan BNI menjadi penggerak utama bursa. Total transaksi mencapai Rp19 triliun, dengan dana asing yang masuk ke pasar saham mencatatkan rekor sebesar Rp1,66 triliun. Dana asing yang masuk ini berkontribusi besar pada penguatan rupiah terhadap dolar AS, yang kini berada di level Rp 15.429.

Bacaan Lainnya

Penguatan rupiah yang mencapai level terkuat sejak awal tahun ini dipandang sebagai dampak dari melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama lainnya. Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa sentimen global memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar domestik. “Sentimen yang terbentuk lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi di Amerika Serikat, terutama terkait kebijakan suku bunga The Fed yang diharapkan turun 25 basis poin pada bulan September,” ungkap Bhima.

Di sisi lain, investor juga menantikan susunan kabinet baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurut Bhima, susunan kabinet akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor, terutama pada sektor ekonomi. “Yang ditunggu investor adalah siapa yang akan menggantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan bagaimana tim ekonomi Prabowo-Gibran akan membangun kebijakan ekonomi yang kuat,” tambahnya.

Kementerian Keuangan telah menetapkan target penerimaan pajak tahun depan sebesar Rp2.189,3 triliun, naik hampir 14% dari estimasi tahun ini. Meski demikian, Bhima mengingatkan bahwa target ini tidak mudah dicapai. “Tantangan besar ada di depan, terutama bagaimana menjaga rasio pajak yang tinggi untuk mendanai program-program pemerintah yang dijanjikan selama kampanye,” ujarnya.

Sementara itu, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi sorotan investor. Meskipun anggaran infrastruktur untuk proyek ini telah masuk dalam APBN, alokasinya masih dianggap sangat kecil. “IKN masih membutuhkan investasi besar dari investor, baik domestik maupun asing, sebelum bisa terealisasi sepenuhnya,” kata Bhima.

Dengan kabinet baru yang akan segera dibentuk, investor berharap posisi kunci, terutama di bidang ekonomi, diisi oleh teknokrat yang berpengalaman. “Investor ingin melihat bahwa kabinet ini akan serius menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, bukan sekadar memenuhi janji-janji populis,” tutup Bhima.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *