Di balik dunia yang gemerlap dengan kehidupan media sosial, kisah-kisah kelam seperti yang dialami selebgram Cut Intan Nabila kerap tak terlihat. Mantan atlet anggar ini menjadi sorotan setelah mengungkapkan bahwa dirinya mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selama lima tahun pernikahannya dengan Armor Toreador. Peristiwa ini menjadi viral setelah video yang menunjukkan kekerasan fisik dari sang suami tersebar di media sosial.
Awal Mula Kejadian
Tragedi ini bermula ketika Cut Intan mencoba melihat telepon genggam milik suaminya. Respons dari Armor Toreador begitu kejam, yang berujung pada kekerasan fisik yang terekam dalam video tersebut. Dalam video yang viral, Cut Intan tampak menerima pukulan dari suaminya. Rekaman tersebut mengguncang publik, memperlihatkan sisi gelap kehidupan pribadi yang tersembunyi di balik penampilan glamor di dunia maya.
Namun, kejadian ini hanyalah puncak dari penderitaan yang dialami Cut Intan. Selama lima tahun pernikahan, ia harus menahan diri dari kekerasan fisik dan psikologis, sementara suaminya juga terlibat dalam perselingkuhan. Dengan keberanian yang besar, Cut Intan akhirnya memutuskan untuk berbicara, mengungkapkan kepada publik kisah getir yang selama ini ia simpan.
Pandangan Islam tentang KDRT
Kasus KDRT yang dialami Cut Intan mengingatkan kita akan pentingnya panduan Islam dalam kehidupan rumah tangga. Dalam Islam, suami diwajibkan untuk menjaga, mencintai, dan memperlakukan istrinya dengan baik. Kekerasan terhadap istri tidak hanya dilarang, tetapi juga dianggap sebagai pelanggaran besar terhadap ajaran agama.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S. An-Nisa: 19)
Ayat ini menegaskan kewajiban suami untuk memperlakukan istri dengan baik, penuh kasih sayang, dan kesabaran, bahkan dalam kondisi sulit. Kekerasan fisik maupun verbal tidak pernah dibenarkan dalam pernikahan, dan Allah mengingatkan bahwa mungkin terdapat kebaikan dalam kesulitan jika seseorang bersabar.
Selain itu, dalam hadits, Rasulullah SAW menekankan pentingnya memperlakukan istri dengan lembut:
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.”
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menggarisbawahi bahwa seorang suami yang baik diukur dari bagaimana ia memperlakukan keluarganya, khususnya istrinya. Rasulullah SAW menunjukkan teladan dalam memperlakukan istri dengan penuh cinta, hormat, dan kasih sayang.
Pelajaran Penting dalam Memilih Pasangan
Kasus ini membuka mata banyak orang akan pentingnya berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Menurut ajaran Islam, memilih pasangan bukan hanya berdasarkan cinta semata, tetapi juga harus didasari oleh keimanan, akhlak, dan tanggung jawab. Dalam Islam, ada panduan jelas yang diberikan untuk memilih suami atau istri yang akan menjadi mitra dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“…Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya…”
(Q.S. Al-Baqarah: 221)
Ayat ini menegaskan pentingnya memilih pasangan yang memiliki keimanan yang kuat, karena iman yang benar akan membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam rumah tangga. Tanpa landasan iman, pernikahan dapat tergoyahkan oleh berbagai godaan dan kesulitan, seperti yang dialami oleh Cut Intan.
Rasulullah SAW juga bersabda mengenai kriteria pemilihan pasangan:
“Seorang wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya kamu akan beruntung.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan agama sebagai faktor utama dalam memilih pasangan, karena agama akan menjadi panduan dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh tantangan.
Harapan untuk Masa Depan
Setelah bertahun-tahun menderita dalam pernikahan yang penuh kekerasan dan pengkhianatan, Cut Intan Nabila akhirnya memutuskan untuk keluar dari lingkaran KDRT. Ia berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lain yang berada dalam situasi serupa untuk berani mengambil langkah yang sama. Bagi Cut Intan, keputusan ini adalah demi masa depan dirinya dan ketiga anaknya, serta untuk memastikan bahwa mereka tidak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan.
“Saya hanya ingin masa depan yang lebih baik untuk anak-anak saya,” ujarnya. “Saya berharap mereka bisa melihat bahwa hidup bisa lebih baik tanpa kekerasan.”
Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pernikahan bukan hanya tentang cinta dan komitmen, tetapi juga tentang saling menghormati, menjaga, dan menjalani peran sesuai ajaran agama. Semoga pengalaman Cut Intan dapat menjadi pelajaran bagi banyak orang bahwa pentingnya memilih pasangan yang baik dan beriman tidak bisa diabaikan dalam membangun kehidupan rumah tangga yang penuh berkah.
Pernikahan adalah ibadah seumur hidup, yang harus dibangun di atas landasan iman, cinta, dan penghormatan. Kasus Cut Intan Nabila menunjukkan betapa pentingnya mengikuti panduan agama dalam memilih pasangan agar pernikahan dapat berjalan sesuai dengan prinsip Islam, penuh kasih sayang dan jauh dari kekerasan. Semoga pengalaman ini membuka mata kita semua akan pentingnya menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dan menjauhi segala bentuk kekerasan.