C&R TV – Amerika Serikat kembali melontarkan peringatan keras kepada Iran terkait program nuklirnya yang kontroversial. Presiden AS saat ini, Donald Trump, menegaskan bahwa Washington siap melancarkan tindakan militer bila perundingan nuklir yang dijadwalkan pada 12 April 2025 gagal mencapai kesepakatan.
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Sejak AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) di masa pemerintahan Trump pada 2018, hubungan antara kedua negara memburuk drastis. Iran dituduh memperluas aktivitas nuklirnya secara diam-diam, memicu kekhawatiran global akan potensi pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.
“Trump menginginkan pembongkaran penuh program nuklir Iran. Jika negosiasi gagal, opsi militer akan dibuka,” ujar Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional AS.
Iran bersikukuh bahwa program nuklir mereka hanya untuk tujuan sipil, seperti energi dan penelitian medis. Namun dunia internasional tidak sepenuhnya percaya. Sejak terungkapnya fasilitas rahasia di Natanz pada 2002, kepercayaan publik internasional terhadap Iran menurun drastis.
Menurut perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang telah ditandatangani Iran, negara diperbolehkan menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan non-militer, namun dilarang mengembangkan senjata nuklir.