Kini Keamanan Telegram Dipertanyakan

Kini Keamanan Telegram Dipertanyakan
Kini Keamanan Telegram Dipertanyakan

C&R TV – Dengan hanya mempekerjakan sekitar 30 insinyur, keamanan Telegram kini dipertanyakan. Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO berulang kali mengklaim bahwa Telegram lebih aman dibandingkan pesaingnya, WhatsApp.

Namun, aplikasi ini tidak dilengkapi dengan enkripsi ujung-ke-ujung secara default, yang menurut pakar keamanan adalah celah besar dalam melindungi data pengguna. “Tanpa enkripsi end-to-end, platform ini menjadi target empuk bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Eva Galperin, Direktur Keamanan Siber di Electronic Frontier Foundation.

Bacaan Lainnya

Selain masalah enkripsi, banyak risiko lain yang perlu diwaspadai oleh pengguna Telegram, seperti pembajakan konten, penipuan melalui phishing, hingga malware yang dapat mencuri data pribadi.

Aplikasi dengan Pengguna Besar di Indonesia

Telegram memiliki basis pengguna yang besar di Indonesia. Menurut laporan dari We Are Social, pada Januari 2024, sekitar 61,3% pengguna internet di Indonesia yang berusia antara 16 hingga 64 tahun menggunakan Telegram. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan X (57,5%) atau LinkedIn (25,5%).

Namun, meskipun jumlah pengguna Telegram terus meningkat, masih ada kekhawatiran mengenai keamanan dan privasi pengguna. Di tengah popularitasnya, para pengguna perlu waspada terhadap risiko yang mungkin mengancam data pribadi mereka.

Dalam kondisi ini, pertanyaan yang muncul adalah: apakah keamanan data kita tetap terjamin di tengah kekacauan yang melanda Telegram? Hingga ada kejelasan lebih lanjut dari pihak berwenang, pengguna Telegram diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi ini, terutama dalam mengelola data pribadi mereka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *