Gambar Anak Tak Bisa Jadi Patokan Kedekatan
Salah satu poin yang paling disorot adalah interpretasi terhadap gambar yang dibuat anak-anak. Menurut tim hukum Paula, hasil gambar tak bisa dijadikan indikator mutlak kedekatan emosional dengan ayah maupun ibu.
“Gambar laki-laki itu dikatakan sebagai bukti anak dekat dengan ayahnya, padahal tidak begitu,” jelas Alvon. Ia menambahkan bahwa psikolog dari pihak mereka memiliki interpretasi berbeda terhadap gambar tersebut.
“Kami tanya kepada psikolog ahli dari kami, ‘itu artinya apa?’, dan jawabannya ternyata bukan soal kedekatan dengan ayah,” ujarnya.
Alvon menilai bahwa keputusan hakim yang mendasarkan putusan pada hasil analisa psikolog yang keliru bisa berdampak pada keadilan dalam pengasuhan anak. “Kalau Pengadilan Tinggi Agama menyandarkan keputusan pada psikolog yang memiliki metode bermasalah, menurut saya ada kekeliruan,” tegasnya.
Pihak Paula masih mempertimbangkan langkah hukum lanjutan. Sementara itu, polemik hak asuh ini masih terus jadi perhatian publik, mengingat keduanya adalah figur terkenal yang banyak dikagumi.