C&R TV – Jusuf Hamka, seorang politisi yang selama ini dikenal karena dedikasinya kepada Partai Golkar, mengambil langkah besar dengan memutuskan untuk mundur dari dunia politik. Keputusan ini tidak hanya didasarkan pada kekecewaannya terhadap dinamika politik yang ada, tetapi juga atas dorongan dari keluarga dan guru agamanya, yang menjadi titik balik dalam perjalanan hidupnya.
Hamka mengungkapkan bahwa keluarganya dan para guru agama selalu memberikan nasihat yang sangat mempengaruhi pandangannya terhadap politik. “Keluarga dan guru-guru agama saya semua bilang, ‘Mundur dari politik, kamu milik rakyat, bukan milik partai tertentu,’” ungkap Hamka. Pesan ini ia renungkan dengan serius, dan setelah mempertimbangkan dengan mendalam, Hamka memutuskan untuk menghentikan seluruh aktivitas politiknya serta mengembalikan semua mandat yang pernah diberikan kepadanya.
Selain itu, Hamka juga mendapat teguran dari salah satu gurunya, Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, yang melihat aktivitas Hamka lebih fokus pada pembangunan masjid. “Gus Yahya bilang, ‘Jangan bikin masjid banyak-banyak, nanti enggak dipakai umat. Kamu harus bikin duit banyak-banyak buat sejahterain umat,’” cerita Hamka. Teguran ini menjadi salah satu pemicu bagi Hamka untuk memikirkan ulang perannya dalam masyarakat. Ia merasa bahwa kontribusinya untuk umat akan lebih bermakna jika dilakukan di luar ranah politik.
Keputusan Hamka untuk mundur mencerminkan pergeseran besar dalam prioritas hidupnya. Setelah bertahun-tahun berkecimpung dalam politik, ia sekarang lebih fokus pada pengabdian kepada masyarakat di luar politik, sebuah langkah yang ia yakini akan memberikan dampak yang lebih besar dan lebih positif bagi umat.