C&R TV, Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menarik perhatian publik lewat pidatonya yang sarat pesan nasionalisme dan sindiran tajam terkait sejarah panjang penjajahan di Indonesia. Dalam sebuah acara Indodefence Exfo dan Forum, di JIExpo Jakarta, (10/6/2025). Prabowo menyampaikan orasi yang menyentil bagaimana bangsa Indonesia memperlakukan para tamu—termasuk tamu yang tidak kunjung pergi selama ratusan tahun.
“Kita sangat hormat sama tamu,” kata Prabowo membuka pernyataannya dengan nada serius namun diselipi sindiran. “Saking hormatnya, ada tamu yang ratusan tahun enggak mau pergi dari Indonesia,” lanjutnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa sifat bangsa Indonesia adalah selalu menghormati tamu. Namun, sejarah mencatat bahwa penghormatan yang diberikan tidak jarang disalahgunakan, hingga akhirnya rakyat Indonesia terpaksa mengangkat senjata untuk merebut kembali kemerdekaannya.
“Kita perang hanya kalau terpaksa. Tapi kalau terpaksa, kita punya ajaran daripada nenek moyang kita: lebih baik kita mati daripada dijajah kembali,” tegas Prabowo lantang.
Dalam pidatonya yang diselingi bahasa Inggris untuk menghormati para tamu internasional yang hadir, Prabowo juga menekankan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang bisa disuruh-suruh oleh pihak mana pun. Namun demikian, Indonesia tetap akan bersikap hormat dan menjalin kerja sama dengan negara manapun, selama atas dasar kesetaraan dan saling menghormati.
“Kita akan hormat semua negara. Kita akan kerja sama dengan mereka. Tapi kita tidak mau disuruh-suruh oleh siapa pun,” ujarnya menekankan prinsip kedaulatan.
Pidato ini ditutup dengan salam dari berbagai agama dan kepercayaan, mencerminkan semangat keberagaman dan toleransi yang menjadi ciri khas Indonesia. Seruan “Merdeka!” pun menjadi penutup yang membakar semangat nasionalisme seluruh hadirin.