C&R TV New York — Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyampaikan pidato pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-79, menyoroti tantangan yang dihadapi negaranya akibat invasi Rusia yang berkelanjutan. Dalam pidatonya, Zelensky menggarisbawahi pentingnya keselamatan nuklir dan kerusakan infrastruktur energi yang disebabkan oleh serangan Rusia.
“Pada malam 4 Maret 2022, saya menerima laporan yang sangat mengerikan tentang invasi Rusia secara skala penuh terhadap Ukraina. Laporan tersebut menyebutkan bahwa tank Rusia menembaki gedung-gedung di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia,” ungkap Zelensky. Ia menekankan bahwa situasi ini menimbulkan risiko besar bagi keselamatan nuklir di Eropa dan dunia.
Zelensky mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada anggota Majelis Umum yang telah mengadopsi resolusi pada bulan Juli mengenai keselamatan fasilitas nuklir di Ukraina, yang meminta pengembalian kontrol atas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia kepada Ukraina. “Hanya dengan demikian, keamanan nuklir yang nyata akan kembali ke Eropa dan dunia,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Presiden Zelensky juga menjelaskan bahwa serangan Rusia tidak hanya ditujukan kepada tentara, tetapi juga kepada infrastruktur energi Ukraina. Ia melaporkan, “Hingga saat ini, Rusia telah menghancurkan semua pembangkit listrik tenaga thermal kami dan sebagian besar kapasitas hidroelektrik kami. Ini adalah cara Putin untuk mempersiapkan musim dingin, berharap dapat menyiksa jutaan warga Ukraina.”
Zelensky menyoroti bahwa serangan terhadap infrastruktur energi dapat mengarah pada bencana nuklir. “Serangan rudal atau drone terhadap sistem energi kami bisa berakibat fatal,” katanya, menambahkan bahwa informasi intelijen terbaru menunjukkan bahwa Putin berencana melakukan serangan lebih lanjut pada pembangkit listrik tenaga nuklir.
Menyinggung inisiatif perdamaian yang telah diajukan sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa tidak ada perdamaian yang adil tanpa Ukraina. “Kami ingin mengakhiri perang ini lebih dari siapa pun di dunia. Namun, perdamaian yang adil harus mencakup pengembalian wilayah yang diduduki dan perlindungan hak-hak rakyat Ukraina,” ujarnya.
Zelensky juga mengecam pendekatan setengah hati terhadap penyelesaian konflik yang mengabaikan kepentingan rakyat Ukraina. “Setiap upaya untuk mencari alternatif terhadap rencana perdamaian kami hanya memberi ruang politik kepada Putin untuk melanjutkan perang,” tandasnya.
Dia menekankan perlunya dukungan dari semua negara untuk mengakhiri konflik dan mencegah bencana yang lebih besar. “Saya meminta dukungan Anda dari semua bangsa di dunia. Kita tidak memecah belah dunia; saya meminta Anda untuk tidak membagi dunia. Jadilah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bersatu, dan itu akan membawa kita pada perdamaian,” pungkasnya sebelum mengakhiri pidatonya dengan seruan “Slava Ukraine!” yang berarti “Hidup Ukraina!”
Pidato ini menggambarkan rasa urgensi dan keprihatinan mendalam Zelensky terhadap dampak invasi Rusia, sekaligus mengajak masyarakat internasional untuk bersatu demi mencapai keamanan dan perdamaian global.