C&R TV, Jakarta – Perseteruan panas antara Rayen Pono dan Ahmad Dhani semakin memanas. Rayen yang dikenal lewat grup Pasto, datang ke Polda Metro Jaya pada Jumat (19/7) untuk menjalani pemeriksaan atas laporan yang diduga dibuat oleh Ahmad Dhani.
Pemeriksaan berlangsung selama tiga jam dengan pendampingan kuasa hukum. Rayen mengaku menerima 15 pertanyaan dari penyidik terkait dugaan penyebaran konten permusuhan.
Rayen Tantang Ahmad Dhani Hadapi Proses Hukum
Rayen menyebut tak gentar menghadapi kasus yang dilaporkan Dhani. Ia menyatakan siap jika ditetapkan sebagai terlapor, meski hasil klarifikasi menurutnya tidak menunjukkan adanya pelanggaran hukum.
“Klarifikasinya tadi bahwa tidak ada unsur yang masuk ya. Bahwa saya mencoba untuk menyebarkan permusuhan. Apalagi kerusuhan,” ujar Rayen usai pemeriksaan.
Tak berhenti di situ, pria 42 tahun itu justru balik menantang Ahmad Dhani agar juga hadir memenuhi panggilan polisi atas laporan yang lebih dulu ia layangkan. Dengan nada tegas, Rayen menyindir Dhani agar tak banyak gaya dan siap menghadapi proses hukum.
“Jadi Ahmad Dhani udah, jangan banyak cincong, jangan banyak gaya… Kami tidak takut sama kamu. Sedikit pun. Kalau mau perang, perang secara umum,” ucapnya.
Rayen Tak Akan Mundur: “Sampai Liang Kubur pun Saya Kejar”
Rayen terlihat emosional saat menegaskan tekadnya memperjuangkan keadilan. Ia menyebut akan mengejar proses hukum hingga titik terakhir—bahkan sampai ke liang kubur.
“Saya dan kuasa hukum kejar sampai ke proses manapun. Sampai ke liang kubur pun saya kejar. Jadi Ahmad Dhani jangan berlindung di balik apapun,” tegasnya lantang.
Sebelumnya, Rayen melaporkan Ahmad Dhani ke Bareskrim Mabes Polri pada 23 April 2025. Laporan itu terkait dugaan penghinaan rasial dan pencemaran nama baik lewat media sosial. Pemicu laporan adalah insiden penulisan nama “Rayen Porno” dalam undangan diskusi Undang-undang Hak Cipta yang dikirimkan Dhani kepada media.
Kesalahan itu sempat dimaafkan. Namun, dalam debat publik yang juga dihadiri Rayen, Dhani kembali mengucapkan nama yang salah tersebut, memicu kemarahan keluarga Rayen. Mereka menilai hal itu sebagai bentuk pelecehan terhadap marga Pono dari Nusa Tenggara Timur.
Konflik antara dua musisi ini kian panas dan terbuka di ranah hukum. Apakah keduanya akan dipertemukan di ruang sidang atau mampu berdamai di luar pengadilan? Kita tunggu kelanjutannya.