Ringgo, Boris, Tissa: Curhat Pedih Soal Sosok Ayah dan Fatherless di Indonesia

C&R TV, Jakarta – Film Panggil Aku Ayah bukan cuma tentang drama keluarga, tapi juga jadi panggung refleksi emosional bagi para pemainnya—Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, dan Tissa Biani. Ketiganya tak sekadar berakting, namun menyelami makna kehadiran seorang ayah dalam keluarga Indonesia yang kini makin kompleks.

Ringgo mengungkap ketakutan terdalamnya: gagal menjadi ayah yang hadir. “Yang paling gua takutin adalah anak gua enggak ngerasa punya ayah,” ujarnya. Meski sibuk sebagai aktor, ia menegaskan bahwa peran sebagai ayah adalah reputasi terbaiknya.

Bacaan Lainnya

Boris dan Tissa pun menyoroti isu fatherless, yakni ayah yang hadir secara fisik namun tak terlibat emosional. “Banyak yang tumbuh tanpa figur ayah, bukan karena tidak ada secara biologis, tapi karena nggak pernah benar-benar hadir,” kata Boris.

Tissa bahkan mengaitkan peran ayah dengan pengalaman pribadinya. Ia menyebut film ini relevan bagi penonton yang merindukan sosok ayah—baik kandung maupun figur lain yang memberikan rasa keluarga.

Lokasi syuting di Sukabumi juga memberi nuansa lokal yang kuat, sejalan dengan misi film yang mengadaptasi kisah Korea namun dibalut budaya Indonesia. Mereka menghidupkan karakter dengan logat Sunda, dinamika keluarga, dan tentu saja—pesan emosional tentang pentingnya kehadiran figur ayah dalam kehidupan anak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *