Razia hotel pun kembali terjadi keesokan harinya, menyebabkan beberapa turis diamankan. Zaskia dan tim sempat melakukan negosiasi untuk melindungi kelompoknya. Namun, hingga hari ini, mereka merasa “terkunci”, karena aparat keamanan, termasuk polisi dan mobil tahanan, telah bersiaga ketat di sekitar mereka.
“Kami seperti tidak bisa bergerak, semua langkah kami diawasi. Ada sekitar 20 petugas yang siap membawa kami kapan saja,” ujar Zaskia dalam keterangannya.
Dukungan dan Kekhawatiran dari Tanah Air
Hanung Bramantyo, suami Zaskia, menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan sang istri. Meski demikian, ia tetap memberikan restu atas keikutsertaan Zaskia dalam aksi tersebut. Menurut Hanung, partisipasi ini bukan sekadar aksi solidaritas, melainkan panggilan kemanusiaan atas krisis yang tengah melanda Gaza.
“Ini bukan soal agama, tapi soal kemanusiaan. Anak-anak dan perempuan di Gaza sedang kelaparan, jika tak ada yang menyuarakan ini, siapa lagi?” ujarnya saat dihubungi oleh media.
Hanung juga mengapresiasi keberanian para perempuan yang ikut serta, menyebut mereka memiliki pengaruh besar di media sosial yang dapat menggerakkan opini publik secara luas. Di antaranya adalah Zaskia, Ratna Galih, Indadari, dan Wanda Hamidah.
Meskipun situasi di lapangan penuh risiko, para aktivis tetap menyuarakan perdamaian dan menyerukan dibukanya akses bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Hingga kini, belum ada kepastian apakah seluruh peserta, termasuk rombongan asal Indonesia, bisa melanjutkan perjalanan mereka ke Gerbang Rafah sesuai rencana.