C&R TV New York – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyerukan tindakan lebih tegas terhadap program nuklir Iran, termasuk pengembalian sanksi PBB yang dicabut pada tahun 2015 sebagai bagian dari kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia. Dalam pidatonya, Netanyahu meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengembalikan sanksi tersebut demi mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Ia menyatakan, “Kita semua harus melakukan segala daya untuk memastikan Iran tidak pernah memiliki senjata nuklir.”
Resolusi Dewan Keamanan yang mengabadikan kesepakatan nuklir tersebut akan berakhir pada Oktober 2025. Netanyahu menekankan komitmen Israel untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, mengatakan, “Iran sekarang berusaha mempersenjatai program nuklirnya demi kedamaian dan keamanan semua negara Anda. Saya yakinkan, Israel akan melakukan segala cara agar itu tidak terjadi.”
Dalam konteks konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Netanyahu menyebutkan bahwa pembicaraan gencatan senjata yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah menemui jalan buntu. Ia mengisyaratkan bahwa perang dapat berakhir jika militan Hamas yang melakukan serangan pada 7 Oktober menyerah, meletakkan senjata, dan mengembalikan sandera yang mereka bawa. “Kami akan bertarung hingga mencapai kemenangan total, tidak ada penggantinya,” ujarnya.
Netanyahu juga menyoroti keberadaan keluarga para sandera yang diambil oleh Hamas. Serangan militan Hamas terhadap komunitas Israel pada 7 Oktober lalu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 250 sandera dibawa kembali ke Gaza. Sejak saat itu, militer Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Gaza, membuat hampir seluruh dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal, yang menyebabkan kelaparan, penyakit, dan lebih dari 41.000 orang tewas, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Pernyataan Netanyahu mendapat kecaman dari pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri. Ia mengecam pidato Netanyahu sebagai penuh kebohongan dan kontradiksi, menambahkan bahwa “seruan Netanyahu agar Hamas menyerah adalah omong kosong; menyerah tidak ada dalam kamus gerakan ini.” Abu Zuhri juga menegaskan bahwa masalah terletak pada keberadaan pendudukan, bukan pada mereka yang membela diri.
Sebelumnya, beberapa pembicara di Majelis Umum PBB menekankan pentingnya menghentikan perang. Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob, mendesak, “Tuan Netanyahu, hentikan perang ini sekarang.” Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menambahkan, “Kita harus bertindak sekarang dan menuntut segera diakhirinya pertumpahan darah ini.”