C&R TV – Pada awal Juni 2024, misi luar angkasa Boeing Starliner mengalami kemunduran besar saat dua astronot NASA, Butch dan Sunny, menghadapi masalah teknis. Awalnya direncanakan sebagai penerbangan singkat, misi ini kini menghadapi kemungkinan terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga tahun 2025.
Masalah Teknis dan Kegagalan Sistem
Masalah dimulai ketika pesawat ruang angkasa Starliner mengalami kegagalan pada beberapa thruster penting yang digunakan untuk mengarahkan pesawat dan mempersiapkannya untuk docking dengan ISS. Thruster ini berfungsi untuk mengatur trajektori pesawat, memastikan bahwa ia dapat memasuki orbit yang tepat untuk kembali ke Bumi. Kegagalan ini memunculkan kekhawatiran serius mengenai keselamatan misi. Meskipun Boeing menyatakan bahwa pesawat masih aman untuk digunakan, NASA dan pihak terkait merasa perlu melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan bahwa semua sistem berfungsi dengan baik sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Para insinyur Boeing dan NASA telah melakukan berbagai pengujian untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan ini. Meskipun telah dilakukan beberapa perbaikan dan penyesuaian, penyebab utama masalah ini belum sepenuhnya dipahami.
Dampak Terhadap Penelitian di ISS
Kehadiran tambahan dua astronot di ISS menyebabkan penyesuaian besar dalam kehidupan sehari-hari di stasiun luar angkasa. Dengan total kru yang mencapai tujuh orang, sementara hanya ada enam kabin tidur, penataan ruang tidur menjadi sangat terbatas. Para astronot harus beradaptasi dengan kondisi baru ini, yang mempengaruhi rutinitas tidur dan aktivitas mereka.
Sementara penambahan dua astronot membawa manfaat dalam bentuk pertukaran informasi dan pengalaman baru, hal ini juga menambah beban pada sumber daya dan fasilitas yang ada di ISS. Penelitian yang sedang berlangsung di stasiun mungkin mengalami penundaan atau perubahan, tergantung pada kebutuhan dan penyesuaian yang diperlukan.
Opsi Alternatif
Dalam menghadapi situasi ini, NASA dan Boeing telah menyusun rencana kontinjensi. Jika masalah pada Starliner tidak dapat diselesaikan dalam waktu dekat, para astronot akan menggunakan kapsul SpaceX sebagai alternatif untuk kembali ke Bumi. Rencana ini melibatkan pengaturan misi SpaceX yang dijadwalkan pada Februari 2025, yang akan membawa Butch dan Sunny kembali ke bumi.
Rencana ini menunjukkan fleksibilitas dan kesiapan NASA dalam menghadapi situasi darurat. Mengingat risiko yang terkait dengan ketidakpastian teknis, rencana alternatif ini dirancang untuk memastikan keselamatan dan kepulangan para astronot tanpa mengabaikan standar keamanan yang ketat.
Misi Luar Angkasa
Krisis ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam penerbangan luar angkasa, terutama dalam hal keandalan sistem dan logistik. Masalah yang dihadapi Starliner menyoroti pentingnya pengujian dan validasi sistem yang ketat sebelum peluncuran. Penundaan yang diakibatkan dapat mempengaruhi jadwal misi luar angkasa masa depan dan memerlukan penyesuaian dalam perencanaan dan pelaksanaan misi.
Krisis ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana misi luar angkasa dikelola dan diadaptasi dalam menghadapi masalah teknis. Pengalaman ini akan memberikan pelajaran berharga untuk perencanaan misi-misi mendatang dan penanganan krisis di luar angkasa.