C&R TV – Ismail Haniyeh, pemimpin Biro Politik Hamas yang merupakan tokoh penting dalam upaya kemerdekaan Palestina, tewas dalam ledakan di rumah singgahnya di Tehran, Iran pada 31 Juli 2024. Haniyeh, yang dikenal sebagai negosiator utama bagi Jalur Gaza, bersama pengawalnya tewas dalam insiden tersebut. Ledakan tersebut memunculkan dua teori utama: bom yang ditanam di gedung atau tembakan proyektil jarak dekat. Kematian Haniyeh ini mengikuti pola panjang pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Israel terhadap pemimpin Palestina.
Menurut laporan, Israel telah diduga terlibat dalam berbagai pembunuhan pemimpin Palestina di luar negeri, meskipun negara tersebut jarang mengakui keterlibatannya. Dalam beberapa kasus, Israel tidak pernah menyangkal tuduhan yang ada, namun tetap enggan untuk memberikan pengakuan resmi atas operasi-operasinya.
Salah satu pemimpin Palestina yang diduga menjadi korban pembunuhan oleh Israel adalah Saleh al-Arouri, wakil kepala Biro Politik Hamas dan pendiri sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam. Al-Arouri tewas dalam serangan drone pada Januari lalu di pinggiran kota Beirut, Lebanon. Sebelumnya, Al-Arouri sempat dipenjara di Israel selama 15 tahun dan pernah menerima ancaman pembunuhan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelum konflik Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Selain itu, Abdul Aziz al-Rantisi, salah satu pendiri Hamas, tewas dalam serangan rudal helikopter Israel di Kota Gaza pada April 2004. Al-Rantisi sempat menjabat sebagai pemimpin Hamas setelah kematian Syekh Ahmed Yasin pada Maret 2004.
Tokoh penting lainnya adalah Khalil al-Wazir, juga dikenal sebagai Abu Jihad, yang merupakan salah satu pendiri Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan pernah menjabat sebagai wakil ketua PLO. Abu Jihad tewas dalam serangan komando di Tunisia pada April 1988. Meskipun Israel awalnya menyangkal terlibat, seorang tentara Israel bernama Nahum Leev kemudian mengaku terlibat dalam pembunuhan tersebut pada tahun 2012.
“Setiap serangan atau insiden yang menargetkan pemimpin Palestina membawa dampak besar dalam dinamika politik dan konflik di kawasan. Kematian Haniyeh dan pemimpin lainnya menambah kompleksitas situasi yang sudah tegang,” ungkap seorang analis politik yang tidak disebutkan namanya.
Kasus-kasus ini mencerminkan pola panjang dugaan operasi pembunuhan oleh Israel terhadap pemimpin Palestina, meskipun Israel seringkali tidak mengakui keterlibatannya secara resmi.