Fakta Perkembangan Pengayaan Uranium Iran
Sejak awal 2000-an, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mulai menemukan jejak uranium yang dimurnikan secara signifikan di fasilitas Natanz. Iran sendiri sempat menghentikan pengayaan, namun melanjutkannya kembali pada 2006.
Puncaknya pada 2015, Iran menyepakati perjanjian nuklir internasional Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) bersama enam negara besar. Dalam kesepakatan ini, Iran bersedia menurunkan pengayaan uranium ke batas aman 3,67% dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Namun, pada 2018, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari JCPOA dan kembali menjatuhkan sanksi. Sejak itu, Iran kembali memperkaya uranium—dan semakin agresif. Pada 2025, Iran dilaporkan memiliki 409 kg uranium dengan kemurnian 60%.