Kekhawatiran Barat makin membesar setelah laporan International Atomic Energy Agency (IAEA) pada Maret 2025 menyebutkan bahwa Iran telah memiliki sekitar 275 kg uranium yang diperkaya hingga 60% — hanya satu langkah lagi menuju tingkat 90% yang diperlukan untuk senjata nuklir.
Kemajuan Nuklir Iran: Seberapa Serius Ancaman Ini?
Uranium dengan kadar kemurnian 60% dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan baku senjata. Pejabat AS menyebut Iran hanya butuh waktu seminggu untuk menghasilkan cukup bahan bagi satu bom nuklir. Namun, pembuatan senjatanya sendiri bisa memakan waktu 1 hingga 1,5 tahun.
- Natanz
Terletak di selatan Teheran, Natanz adalah jantung program pengayaan uranium Iran. Di fasilitas bawah tanahnya, terdapat sekitar 16.000 sentrifugal, di mana 13.000 di antaranya aktif memperkaya uranium hingga 5%. Di sinilah sebagian besar uranium diproses. - Fordow
Fasilitas ini berada di dalam gunung dekat kota suci Qom. Meski kesepakatan 2015 melarang aktivitas pengayaan di Fordow, kini terdapat 2.000 sentrifugal, termasuk 350 mesin IR-6 canggih yang mampu memperkaya uranium hingga 60%. - Isfahan
Iran memiliki pusat teknologi nuklir besar di kota ini, termasuk fasilitas konversi uranium (UCF). Di sini, uranium diubah menjadi bentuk gas (UF6) untuk diproses lebih lanjut. Terdapat juga peralatan pembuatan logam uranium, komponen kunci dalam merancang inti bom atom. - Arak (kini disebut Khondab)
Sebuah reaktor air berat yang berisiko tinggi menghasilkan plutonium. Meski reaktor ini telah dibongkar dan diisi beton sesuai kesepakatan 2015, Iran berencana mengoperasikannya kembali pada 2026, dengan desain yang diklaim tidak bisa menghasilkan plutonium tingkat senjata. - Bushehr
Satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran yang beroperasi. Menggunakan bahan bakar Rusia yang diambil kembali setelah digunakan — langkah yang dirancang untuk mengurangi risiko proliferasi.