C&R TV – Di balik gemerlapnya dunia hiburan dan politik, terdapat cerita yang jarang tersorot publik, kisah yang menyingkap realita pahit seorang ibu dan anak yang hidup dalam bayang-bayang penyangkalan. Angel Lelga, selebritas yang kerap mencuri perhatian karena kisah hidupnya yang penuh warna, kini menyimpan luka akibat hubungan masa lalunya dengan seorang politisi ternama, Anwar Hafid, calon gubernur Sulawesi Tengah. Kisah ini menyisakan tanda tanya besar di hati publik, terutama karena yang terlibat bukan hanya orang dewasa, tetapi juga seorang anak perempuan yang tengah tumbuh.
Angel, yang terkenal jujur dalam mengisahkan perjalanan hidupnya, dengan terbuka mencantumkan nama-nama pria yang pernah menjadi bagian dari hidupnya di laman Wikipedia miliknya, termasuk nama Anwar Hafid, suaminya dari tahun 2010 hingga 2014. Pernikahan mereka, meskipun tidak terdaftar di catatan sipil karena dilakukan secara siri, berujung pada kelahiran seorang putri bernama Haura. Namun, berbeda dengan Angel yang mengakui masa lalunya secara terbuka, Anwar justru seolah menutup mata pada fakta-fakta ini.
Di laman Wikipedia Anwar Hafid, tak ditemukan jejak dari pernikahannya dengan Angel, apalagi keberadaan Haura, darah daging yang terlahir dari pernikahan mereka. Haura, yang kini berusia 12 tahun, hidup dalam dilema antara rasa ingin memiliki ayah yang nyata dan realita bahwa sosok tersebut tampaknya tak ingin mengakuinya. Publik yang mengikuti kisah ini tidak hanya merasa iba, tetapi juga mempertanyakan tindakan Anwar Hafid yang seakan menolak hadir sebagai sosok ayah untuk anaknya.
Haura tumbuh bersama ibunya tanpa figur seorang ayah. Meskipun wajah Haura mirip dengan Anwar, hal ini tak mengubah pendirian Anwar yang teguh mengabaikan keberadaan putrinya. Angel Lelga, sebagai ibu, hanya bisa memberikan cinta dan perhatian tanpa kehadiran ayah dalam kehidupan putrinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang dalam: bagaimana mungkin seorang ayah dapat mengabaikan darah dagingnya sendiri?
Kisah ini mencuatkan isu besar tentang kasih sayang, tanggung jawab, dan pentingnya peran orang tua dalam perkembangan anak. Di usianya yang masih belia, Haura harus menerima kenyataan pahit bahwa ayah kandungnya tak mengakui keberadaannya. Angel terus berjuang menghadapi kehidupan sebagai ibu tunggal, memberikan semua yang ia bisa bagi Haura, meskipun tak ada pelukan ayah yang menyertainya.
Publik berharap agar Anwar Hafid, sebagai figur publik, melihat kembali nilai-nilai kasih sayang dan tanggung jawab yang melekat pada posisinya. Akankah Haura suatu hari mendapatkan pengakuan dari ayahnya? Atau apakah kisah ini akan terus menjadi rahasia pahit yang tersembunyi di balik nama besar?
Hanya waktu yang bisa menjawab.