Konflik Berkepanjangan: Israel Serang Pusat Beirut, Korban Jiwa Meningkat

C&R TV Beirut, Lebanon — Serangan udara Israel yang terjadi semalam menyebabkan kerusakan besar di seluruh Lebanon, dengan 55 orang dilaporkan tewas dan 156 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Salah satu serangan udara menghantam sebuah gedung tinggi di Distrik Bashur, Beirut, yang menewaskan setidaknya sembilan orang, termasuk tujuh pekerja kesehatan dan penyelamat yang terafiliasi dengan Hezbollah.

“Serangan ini sangat memprihatinkan, terutama karena kami tidak menerima peringatan sebelum gedung tersebut dihantam,” ujar Dr. Ali Hasan, seorang dokter yang bekerja di rumah sakit setempat. “Kami kehilangan banyak rekan kerja yang berjuang untuk menyelamatkan nyawa.”

Bacaan Lainnya

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan, “serangan udara Israel terhadap apartemen di pusat Beirut ini mengakibatkan sembilan orang tewas.” Gedung yang diserang itu adalah kantor dari Health Society, sebuah kelompok responder sipil yang berhubungan dengan Hezbollah. Serangan ini berlangsung tanpa peringatan dari pihak Israel, yang jarang menyerang di pusat kota Beirut, terutama tidak jauh dari lokasi-lokasi penting seperti Kantor PBB, kantor Perdana Menteri, dan Gedung Parlemen.

Selama semalam, bombardemen juga menghantam pinggiran Beirut di daerah-daerah yang telah diinformasikan oleh militer Israel kepada penduduk untuk dievakuasi. “Kami tidak punya tempat lain untuk pergi,” kata Layla Jaber, seorang penduduk yang kehilangan rumahnya akibat serangan tersebut. “Kami berharap dunia mendengarkan teriakan kami.”

Serangan ini terjadi setelah delapan tentara Israel tewas dalam baku tembak dengan Hezbollah di Lebanon selatan, seiring dengan dimulainya invasi darat Israel ke wilayah tersebut. Sejak pertengahan September, Israel telah melancarkan serangkaian serangan di berbagai bagian Lebanon, terutama di area di mana kelompok militan Hezbollah memiliki kekuatan yang signifikan. Ratusan serangan udara telah dilakukan, menyebabkan lebih dari 1.200 kematian, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

“Situasi di lapangan sangat kritis,” kata Kolonel Amir Cohen, seorang juru bicara militer Israel. “Kami akan terus melindungi negara kami dari ancaman Hezbollah.”

Krisis ini telah memaksa ratusan ribu orang untuk meninggalkan rumah mereka. Israel dan Hezbollah telah terlibat dalam baku tembak di perbatasan Lebanon hampir setiap hari sejak serangan lintas batas Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu konflik di Jalur Gaza.

Pihak berwenang internasional menyerukan penghentian permusuhan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada yang terdampak. Namun, dengan meningkatnya ketegangan dan serangan yang terus berlanjut, harapan akan perdamaian tampak semakin jauh.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *