C&R TV – Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, dijadwalkan mengunjungi Indonesia selama empat hari dari tanggal 3 hingga 6 September mendatang. Kunjungan ini membawa misi perdamaian dan bertujuan untuk menyoroti kemajemukan Indonesia yang dianggap sebagai miniatur toleransi dunia.
Kunjungan ini akan menjadi yang ketiga kalinya seorang paus mengunjungi Indonesia, setelah sebelumnya tertunda akibat pandemi COVID-19. Selama kunjungannya, Paus Fransiskus dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, para gembala Gereja Katolik di Indonesia, serta melakukan pertemuan lintas agama dan misa akbar di Gelora Bung Karno.
Menurut juru bicara kunjungan Paus Fransiskus, Romo Ulun Ismoyo, “Kunjungan ini sangat penting karena Tahta Suci Vatikan melihat Indonesia sebagai negara majemuk dengan tingkat toleransi tinggi. Kunjungan ini diharapkan dapat membawa pesan perdamaian bagi dunia.” Ia juga menambahkan bahwa ada alasan diplomatik di balik kunjungan ini, mengingat Vatikan sangat menghargai pengakuan Indonesia terhadap kemerdekaan setelah tahun 1945.
Sejumlah persiapan telah dilakukan menjelang kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia. Konferensi Wali Gereja Indonesia telah melakukan rangkaian simulasi persiapan kedatangan paus di halaman Masjid Istiqlal Jakarta. Simulasi ini termasuk penyambutan dan menunjukkan terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, yang merupakan simbol toleransi antar umat beragama.
“Simulasi ini penting untuk memastikan semua tahapan acara berjalan lancar,” ungkap Romo Ulun Ismoyo. “Kami ingin memastikan bahwa penyambutan Paus Fransiskus mencerminkan semangat toleransi dan kerja sama yang kami anut.”