C&R TV — Banda Aceh, Pekan Olahraga Nasional PON XXI yang digelar di Aceh tak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga tingkat nasional, tetapi juga menjadi momen bagi masyarakat Aceh untuk menunjukkan keramahan dan kebersamaan mereka kepada para peserta dari seluruh Indonesia. Meski sempat diwarnai beberapa kendala, acara ini berhasil menjadi wujud nyata dari sportivitas dan kehangatan tuan rumah.
Sejumlah atlet dan tamu dari berbagai provinsi mengungkapkan kepuasan mereka terhadap sambutan dan pelayanan yang diberikan oleh masyarakat Aceh. Meski sempat beredar kabar mengenai ketidakpuasan beberapa peserta terkait keterlambatan penyediaan makanan, kendala tersebut dapat segera diatasi oleh panitia pelaksana. Hal ini ditegaskan oleh Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, yang menyatakan bahwa semangat sportivitas dan keramahan masyarakat Aceh tetap dijaga selama berlangsungnya PON XXI.
“Meski ada beberapa insiden, kami pastikan bahwa semangat sportivitas dan keramahan tuan rumah tidak terganggu. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan jati diri masyarakat Aceh yang hangat dan ramah kepada seluruh tamu PON,” ujar Safrizal ZA, Pj Gubernur Aceh, Senin (18/9).
Kontingen Jawa Barat yang mengikuti cabang olahraga soft tenis juga mengungkapkan hal serupa. Meskipun sempat merasa kaget dengan intonasi bahasa Aceh yang terdengar keras, mereka kemudian menyadari bahwa hal tersebut merupakan bagian dari adat dan budaya masyarakat setempat.
“Pertama kali datang ke sini saya kaget, karena bahasa Aceh terdengar agak keras dibandingkan dengan bahasa di Jawa Barat yang lebih lembut. Tapi, ternyata ini adalah bentuk keramahan mereka,” kata Muhammad Ridwan, atlet soft tenis dari Kontingen Jawa Barat.
Selain keramahan masyarakat, para peserta juga terkesan dengan keanekaragaman kuliner khas Aceh. Beberapa makanan seperti mie aceh, nasi gurih, kuah belangong, dan kopi khas Aceh menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu dan atlet. Mereka mengaku terpikat dengan cita rasa makanan Aceh yang kaya akan rempah dan membuat mereka ingin terus mencicipinya.
Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, juga berharap agar melalui PON XXI ini, masyarakat Aceh dapat memperkenalkan budaya dan adat mereka yang menjunjung tinggi penghormatan terhadap tamu. “Budaya boleh berbeda, tetapi kita tetap satu Indonesia. Melalui PON XXI ini, kita tunjukkan bahwa Aceh adalah tuan rumah yang ramah dan berprestasi,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun ada beberapa insiden kecil selama penyelenggaraan PON, hal tersebut tidak akan mengurangi semangat kohesivitas dan persatuan bangsa yang diusung oleh ajang olahraga terbesar di Indonesia ini.
PON XXI yang digelar di Aceh dan Sumatera Utara ini menjadi bukti bahwa selain mengejar prestasi, masyarakat Aceh juga ingin menampilkan identitas mereka sebagai masyarakat yang ramah dan bersahabat. Safrizal ZA berharap agar seluruh tamu yang datang dapat merasakan kehangatan dan keramahan masyarakat Aceh selama berada di sana.