Menggali Kekuatan dan Peran Berbagai Kelompok yang Mendukung Iran

Menggali Kekuatan dan Peran Berbagai Kelompok yang Mendukung Iran
Menggali Kekuatan dan Peran Berbagai Kelompok yang Mendukung Iran

C&R TV – Pada 31 Juli 2024, kematian mendalam dari pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang terjadi di Teheran, Iran, mengejutkan banyak pihak. Haniyeh, yang tewas saat menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Mazud Peseskian, menyebabkan Iran berjanji untuk melakukan serangan balasan terhadap Israel. Kematian Haniyeh tidak hanya menyisakan misteri, tetapi juga menggarisbawahi keterlibatan Iran dengan berbagai kelompok yang dikenal sebagai poros perlawanan di kawasan.

Poros perlawanan ini terdiri dari beberapa kelompok yang telah lama mendapatkan dukungan dari Iran dan memainkan peran penting dalam konflik regional. Kelompok-kelompok ini termasuk Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, Hamas di Palestina, dan milisi-milisi Syiah di Irak.

Bacaan Lainnya

Hizbullah

Hizbullah, yang merupakan kelompok paramiliter dan partai politik di Lebanon, telah lama mendapatkan dukungan dari Iran. Kelompok ini muncul sebagai kekuatan utama di Lebanon Selatan setelah invasi Israel pada awal 1980-an. Sejak 7 Oktober 2023, Hizbullah terlibat dalam konflik dengan Israel dengan meluncurkan serangan rudal sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza. Namun, Israel telah merespons dengan menghancurkan sekitar 350 pejuang Hizbullah, termasuk komandan senior Fuat Suukur.

Houthi

Di Yaman, kelompok Houthi, yang dikenal secara resmi sebagai Ansar Allah, merupakan gerakan militan yang berakar dari tradisi Zaidi. Kelompok ini terlibat dalam serangan terhadap kapal-kapal yang dianggap terkait dengan Israel di Laut Merah, yang memicu reaksi dari Amerika Serikat dan Inggris.

Hamas

Hamas, yang didirikan pada 1987, adalah kelompok utama dalam konflik Israel-Palestina dan menguasai Jalur Gaza sejak 2007 setelah mengalahkan Fatah. Hamas dikenal karena serangan-serangannya terhadap Israel dan memiliki sayap militer, Brigade Izz al-Din al-Qassam. Baru-baru ini, Hamas telah menjalin rekonsiliasi dengan Fatah di China pada Juli 2024.

Milisi Irak

Di Irak, perlawanan Islam terdiri dari beberapa kelompok, termasuk Kataib Hizbullah dan Nujaba. Kedua kelompok ini mendapatkan dukungan militer dan finansial dari Iran dan sering terlibat dalam konflik dengan pasukan Amerika Serikat. Nujaba, dalam laporan terbaru, menjadi salah satu kelompok yang paling aktif menyerang AS selama konflik Israel-Hamas.

Selain itu, Iran memiliki sekutu strategis yang kurang aktif namun masih signifikan, yaitu pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad. Meskipun Suriah belum terlibat langsung dalam konflik dengan AS atau Israel, wilayahnya sering menjadi lokasi konflik dan ketegangan yang melibatkan Iran.

Poros perlawanan ini, yang mencakup berbagai kelompok militan dan paramiliter di berbagai negara, merupakan bagian integral dari strategi Iran dalam menghadapi Israel dan sekutunya. Dengan berbagai potensi serangan dan strategi yang dapat dilakukan, ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, yang dapat memicu konflik lebih lanjut di kawasan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *