C&R TV New York – Dalam pidato terakhirnya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-79, Retno Marsudi menegaskan kembali dukungan Indonesia untuk Palestina dan menyoroti berbagai kontribusi Indonesia di panggung global selama satu dekade terakhir.
“Ini adalah kesempatan terakhir saya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia untuk berbicara di hadapan Sidang Umum PBB. Selama satu dekade, Indonesia telah berkontribusi dalam berbagai isu global, salah satunya adalah Palestina,” ujar Retno Marsudi di hadapan para delegasi, Rabu (27/9).
Marsudi mengkritik ketidakadilan yang terus terjadi terhadap rakyat Palestina dan menekankan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam melihat penderitaan tersebut. “Indonesia tidak, dan tidak akan, berdiam diri melihat ketidakadilan yang terus terjadi pada rakyat Palestina. Indonesia akan selalu berdiri bersama Palestina untuk memperjuangkan hak mereka atas negara yang merdeka,” tegasnya.
Seruan untuk Mengakhiri Kekerasan di Palestina
Marsudi juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi terkini di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon, di mana ribuan orang telah menjadi korban konflik. Ia menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menghentikan kekerasan yang dilakukan Israel.
“Saat ini, lebih dari 41.000 orang di Gaza telah tewas, dan situasi di Tepi Barat serta Lebanon terus memburuk. Apakah ini belum cukup? Apakah Dewan Keamanan hanya akan bertindak ketika seluruh rakyat Palestina terlantar atau ketika 100.000 orang Palestina terbunuh?” tanyanya.
Menlu Indonesia juga menyinggung pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menurutnya bertentangan dengan tindakan Israel di lapangan. “Kemarin, PM Netanyahu mengatakan bahwa Israel menginginkan perdamaian, tapi bagaimana kita bisa mempercayai pernyataan itu ketika serangan besar-besaran Israel terus berlanjut?” katanya.
Dorongan untuk Pengakuan Palestina
Dalam pidatonya, Marsudi menyerukan negara-negara yang belum mengakui kedaulatan Palestina untuk segera melakukannya. Menurutnya, pengakuan terhadap negara Palestina adalah langkah penting menuju perdamaian dan keadilan di Timur Tengah.
“Pengakuan terhadap Palestina hari ini adalah investasi untuk dunia yang lebih damai, adil, dan manusiawi di masa depan. Oleh karena itu, saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Palestina untuk segera melakukannya,” serunya.
Marsudi juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertindak konkret menghentikan impunitas Israel yang terus melanggar hukum internasional. “Mandat Dewan Keamanan adalah untuk menjaga perdamaian, bukan memperpanjang perang atau mendukung pelaku kejahatan. Ketidakberdayaan berarti keterlibatan dalam kejahatan tersebut,” tambahnya.
Komitmen Indonesia untuk Negara-Negara Selatan
Indonesia, lanjut Marsudi, terus membawa suara negara-negara Selatan di berbagai forum internasional. Ia menekankan bahwa komitmen ini dimulai sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955, yang melahirkan semangat Bandung tentang kesetaraan, kerja sama, dan solidaritas.
“Semangat Bandung ini akan terus hidup dan menginspirasi negara-negara Selatan untuk memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak atas pembangunan,” ujarnya.
Marsudi juga menyoroti peran Indonesia selama masa pandemi, di mana Indonesia berhasil mencegah keruntuhan G20 di tengah ketegangan geopolitik yang dalam. Selain itu, Indonesia memimpin inisiatif untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin dan sumber daya kesehatan, terutama bagi negara-negara berkembang.
Bidik Kursi Dewan Keamanan PBB
Di akhir pidatonya, Marsudi mengumumkan pencalonan Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2029-2030. Ia menekankan bahwa pencalonan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi pada perdamaian dan keamanan global.
“Indonesia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, dan pencalonan ini adalah cerminan dari komitmen tersebut,” kata Retno Marsudi.
Dengan tegas, ia mengajak seluruh negara anggota PBB untuk bekerja sama membangun warisan perdamaian bagi generasi mendatang. “Mari kita bersama-sama membangun warisan perdamaian untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Sidang Umum PBB kali ini menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menegaskan posisinya di kancah internasional, terutama terkait isu Palestina dan kepemimpinan global yang inklusif.