C&R TV New York, 2024 – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa dirinya tidak berniat hadir dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini. Namun, setelah mendengar apa yang ia sebut sebagai “kebohongan dan fitnah” yang dilontarkan sejumlah pemimpin dunia terhadap Israel, Netanyahu memutuskan untuk datang dan memberikan tanggapannya.
“Saya tidak bermaksud datang ke sini tahun ini. Negara saya sedang berperang, berjuang untuk kelangsungan hidupnya,” ujar Netanyahu di hadapan para delegasi,Kamis (26/9). “Namun setelah saya mendengar kebohongan dan fitnah yang ditujukan kepada negara saya oleh banyak pembicara di podium ini, saya memutuskan untuk hadir dan meluruskan fakta.”
Dalam pidatonya, Netanyahu menegaskan bahwa kehadirannya di PBB adalah untuk berbicara mewakili rakyat dan negaranya. Ia menekankan pentingnya menyampaikan kebenaran terkait situasi yang dihadapi Israel. “Saya memutuskan untuk hadir di sini untuk berbicara bagi rakyat saya, untuk berbicara bagi negara saya, untuk berbicara demi kebenaran,” katanya, disambut tepuk tangan dari sebagian hadirin.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel selalu menginginkan perdamaian dan telah mencapai sejumlah kesepakatan damai di masa lalu. “Israel mendambakan perdamaian. Israel telah membuat perdamaian dan akan membuat perdamaian lagi,” ujarnya.
Namun, Netanyahu juga menyoroti bahwa Israel kini berhadapan dengan musuh-musuh yang ia sebut sebagai “kejam” dan berusaha menghancurkan negaranya. “Kami menghadapi musuh-musuh yang kejam, yang berupaya menghancurkan kami, dan kami harus mempertahankan diri melawan para pembunuh kejam ini,” tegasnya.
Ia menambahkan, ancaman yang dihadapi Israel bukan hanya bersifat regional tetapi global. Menurutnya, musuh-musuh Israel juga ingin menghancurkan peradaban bersama dan membawa dunia kembali ke “zaman kegelapan yang penuh tirani dan teror.”
Pidato Netanyahu tersebut merupakan bagian dari respons terhadap sejumlah kritik yang diarahkan pada Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, yang telah memicu perhatian global.