C&R TV Kota New York – Sebuah protes besar berlangsung di Kota New York pada 27 September 2024, bertepatan dengan pidato yang dijadwalkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Para aktivis berkumpul dalam jumlah besar untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Israel mengenai wilayah Palestina, menuntut keadilan dan hak asasi manusia untuk warga Palestina.
Demonstrasi ini diadakan di lokasi yang mencolok di kota, menarik berbagai peserta, termasuk mahasiswa, penduduk setempat, dan berbagai pemimpin komunitas. Spanduk dan poster dipajang secara mencolok, menampilkan slogan-slogan yang menyerukan perdamaian dan penghentian kekerasan.
“Saat ini, kami berdiri bersama untuk menuntut keadilan bagi warga Palestina yang sudah terlalu lama menderita di bawah penjajahan,” kata Fatima Al-Mansoori, seorang aktivis terkemuka dan salah satu pembicara acara tersebut. “Sudah saatnya bagi komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas tindakannya dan memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati bagi semua orang.”
Beberapa pembicara naik ke panggung, berbagi cerita pribadi dan menyoroti perjuangan yang terus dihadapi oleh komunitas Palestina. Dr. Ahmad Qureshi, seorang profesor universitas lokal dan ahli politik Timur Tengah, menekankan pentingnya solidaritas di masa-masa seperti ini. “Apa yang kita saksikan bukan sekadar konflik; ini adalah krisis kemanusiaan. Kita harus mengangkat suara kita dan menuntut agar penderitaan ini diakhiri,” tegasnya dalam pidatonya.
Protes ini ditandai dengan rasa persatuan yang kuat di antara para demonstran, yang meneriakkan slogan-slogan dan membagikan pesan harapan untuk penyelesaian damai konflik. Seiring dengan meluasnya liputan media tentang acara tersebut, penyelenggara mengungkapkan niat mereka untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah yang terus berlanjut seputar hubungan Israel-Palestina, terutama menjelang pidato Netanyahu di PBB.
“Kami ingin dunia melihat bahwa ada orang-orang di sini yang sangat peduli terhadap keadilan dan perdamaian,” kata Samantha Lee, seorang aktivis mahasiswa yang berperan penting dalam mengorganisir protes ini. “Kehadiran kami di sini hari ini adalah panggilan untuk bertindak bagi semua orang untuk berdiri memperjuangkan apa yang benar.”
Saat protes berakhir, para peserta tetap berharap bahwa suara mereka akan terdengar di luar jalanan New York dan menginspirasi perubahan di tingkat global. Acara ini menyoroti frustrasi mendalam terhadap situasi di Palestina, menunjukkan perlunya dialog dan advokasi yang berkelanjutan dalam upaya mencapai perdamaian yang abadi.