C&R TV Sidon, Lebanon – Israel melakukan serangkaian serangan udara di Lebanon pada Senin malam, yang menyebabkan lebih dari 350 warga Lebanon tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka. Serangan ini adalah bagian dari eskalasi konflik yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, insiden ini menandai salah satu serangan paling mematikan yang pernah terjadi di Lebanon dalam beberapa tahun terakhir.
Asap masih terlihat membumbung di atas kota Sidon, menciptakan pemandangan yang mengerikan setelah serangkaian serangan yang menghancurkan. “Ini adalah hari yang sangat sulit bagi Lebanon,” ujar Dr. Khaled Al-Masri, seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Lebanon. “Kami mencatat lebih dari 350 kematian dan angka ini terus meningkat seiring dengan informasi yang masuk dari rumah sakit di seluruh negara.”
Serangan udara tersebut telah memicu eksodus besar-besaran warga dari Lebanon selatan. Ribuan orang berusaha meninggalkan daerah yang terkena dampak, memadati jalan raya utama menuju ibu kota, Beirut. “Kami tidak pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya,” kata Fatima Jaber, seorang pengungsi dari daerah Selatan. “Kami harus pergi demi keselamatan anak-anak kami.”
Krisis ini menjadi yang terbesar sejak perang antara Israel dan Hezbollah pada tahun 2006, yang menyebabkan banyak kerusakan dan pengungsian. Menanggapi situasi ini, pemimpin lokal, Ahmad Nasrallah, menyatakan, “Kami membutuhkan bantuan internasional. Rakyat Lebanon tidak dapat menanggung beban ini sendirian.”
Dengan terus meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, dunia internasional menyaksikan dengan cemas, berharap akan adanya gencatan senjata dan upaya diplomasi untuk mengakhiri kekerasan yang berkepanjangan ini.