C&R TV GOMA, Kongo — Setidaknya 78 orang tewas setelah sebuah kapal yang kelebihan muatan terbalik di Danau Kivu, Kongo Timur, pada Kamis, 4 Oktober 2024. Kapal tersebut dilaporkan membawa 278 penumpang saat terjadi kecelakaan tragis tersebut, menurut informasi yang disampaikan oleh gubernur setempat.
Jean-Jacques Purusi, Gubernur Provinsi South Kivu, menyatakan bahwa jumlah korban tewas masih bersifat sementara dan bisa meningkat lebih lanjut seiring dengan berlanjutnya pencarian dan penyelamatan. Tim penyelamat masih mencari banyak penumpang yang belum ditemukan setelah kapal tersebut tenggelam saat berusaha mendekati pelabuhan Kituku.
Menurut Purusi, kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Minova di Provinsi South Kivu dan sedang dalam perjalanan menuju Goma, Provinsi North Kivu. “Kami belum memiliki gambaran lengkap mengenai situasi ini, tetapi kami akan memperolehnya dalam waktu dekat,” kata Purusi dalam pernyataannya kepada The Associated Press.
Kecelakaan terjadi saat kapal tersebut berusaha bersandar hanya beberapa meter dari pelabuhan Kituku. Saksi mata melaporkan bahwa setidaknya 50 jenazah telah berhasil ditemukan di perairan tersebut. Kecelakaan ini menambah daftar panjang tragedi kapal di Kongo, di mana kelebihan muatan sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan. Pelanggaran terhadap regulasi maritim juga sering terjadi, meskipun pejabat Kongo telah berulang kali memperingatkan tentang bahaya kelebihan muatan dan berjanji untuk menindak tegas pelanggar.
Purusi menambahkan bahwa kurangnya peralatan yang memadai, termasuk tidak adanya jaket keselamatan di kapal, kemungkinan berkontribusi pada tragedi ini, ditambah dengan cuaca buruk yang melanda daerah tersebut pada pagi harinya.
Sebelumnya, di bulan Juni, sebuah kapal yang kelebihan muatan juga tenggelam di dekat ibukota Kinshasa, mengakibatkan 80 penumpang tewas. Kecelakaan serupa terjadi pada bulan Januari, di mana 22 orang meninggal di Danau Maî-Ndombe, dan pada April 2023, enam orang tewas dan 64 lainnya hilang di Danau Kivu.
Saksi lainnya, Francine Munyi, yang berada di pelabuhan Kituku saat kecelakaan terjadi, mengatakan, “Saya melihat kapal itu datang dari Minova, penuh dengan penumpang. Kapal itu mulai kehilangan keseimbangan dan tenggelam ke dalam danau. Beberapa orang melompat ke dalam air.”
Masyarakat setempat, termasuk keluarga korban, berkumpul di pelabuhan Kituku dan menuduh pihak berwenang lalai di tengah meningkatnya ketidakamanan di daerah tersebut. Sejak pertempuran antara angkatan bersenjata dan pemberontak M23 membuat jalan antara Goma dan Minova tidak dapat dilalui, banyak pedagang terpaksa beralih ke transportasi laut di Danau Kivu sebagai alternatif yang dianggap lebih aman daripada lalu lintas darat yang terancam oleh ketidakamanan.
Elia Asumani, seorang agen pengiriman yang bekerja di jalur tersebut, mengungkapkan kekhawatirannya, “Kami merasa takut. Kecelakaan kapal ini sudah bisa diprediksi.”
Salah satu penyintas, Neema Chimanga, yang berhasil selamat dari kecelakaan itu, menceritakan pengalamannya, “Kami melihat kapal mulai dipenuhi air setengah jalan. Pintu kapal terbuka, dan kami berusaha menutupnya. Tetapi air sudah masuk, dan kapal mulai miring. Saya melompat ke dalam air dan mulai berenang. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa keluar dari air.”
Sekitar sepuluh penyintas telah dibawa ke rumah sakit Kyeshero untuk mendapatkan perawatan. Sementara itu, Purusi berjanji untuk menetapkan tanggung jawab dan menerapkan rezim sanksi, serta merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan navigasi di danau.
Kecelakaan ini menjadi pengingat tragis akan perlunya penegakan regulasi keselamatan di perairan Kongo, di mana banyak warga, terutama di daerah terpencil, bergantung pada transportasi laut meskipun dengan risiko tinggi.