Unjuk Rasa Tolak RUU Pilkada, Habiburokhman: Media Sosial Kami Terbuka Menampung Aspirasi

Unjuk Rasa Tolak RUU Pilkada, Habiburokhman: Media Sosial Kami Terbuka Menampung Aspirasi
Unjuk Rasa Tolak RUU Pilkada, Habiburokhman: Media Sosial Kami Terbuka Menampung Aspirasi

C&R TV – Hari ini, gedung legislatif menjadi pusat perhatian ketika kelompok-kelompok demonstran berkumpul untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada. Dalam situasi ini, Habiburokhman, seorang politisi terkemuka dari partai yang terlibat dalam pembahasan RUU, memberikan penjelasan mendalam mengenai respons terhadap protes tersebut.

Habiburokhman memberikan pernyataan dari dalam Gerbang Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, pada Kamis siang (22/8), pihaknya awalnya berniat menemui langsung para demonstran sebagai bentuk penghargaan terhadap hak mereka sebagai warga negara. Namun, keputusan ini harus diambil kembali setelah mempertimbangkan risiko dan situasi di lapangan. “Kami berencana untuk menemui teman-teman yang berdemonstrasi, karena sebagai warga negara Indonesia, mereka berhak untuk kami temui,” ungkap Habiburokhman. “Namun, setelah mempertimbangkan faktor situasi lapangan dan potensi provokator, kami memutuskan bahwa pertemuan langsung saat itu tidak memungkinkan.”

Bacaan Lainnya

Pihaknya kemudian membatasi jumlah pengunjuk rasa yang dapat hadir dalam pertemuan tersebut, hanya sekitar 25 orang dari kelompok buruh dan pekerja. Ini dilakukan untuk menjaga agar diskusi tetap tertib dan terfokus. “Kami mengundang perwakilan terbatas untuk hadir dan menyampaikan aspirasi mereka,” tambah Habiburokhman. “Kami ingin memastikan bahwa suara mereka didengar tanpa adanya gangguan yang tidak diinginkan.”

Dalam hal proses legislasi, Habiburokhman menegaskan bahwa RUU Pilkada yang diprotes belum disahkan. “Hari ini tidak ada pengesahan untuk undang-undang baru,” jelasnya. “Pengesahan undang-undang memerlukan persetujuan dalam sidang paripurna, dan selama belum ada sidang paripurna, undang-undang tersebut belum sah.”

Untuk merespons aspirasi publik secara lebih luas, Habiburokhman dan timnya membuka berbagai saluran komunikasi melalui media sosial. Mereka mendorong masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan masukan melalui platform-platform seperti Instagram dan Twitter. “Kami membuka audiensi dan menerima aspirasi dari masyarakat melalui berbagai media sosial kami,” ujar Habiburokhman. “Ini adalah upaya kami untuk mendengarkan dan menampung suara rakyat di tengah situasi yang menantang.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *