Foto Emmeril Khan Mumtadz. (Foto: Instagram.com/@emmerilkhan)

Duka masih terus menyelubungi negeri ini, khususnya daerah Bandung, Jawa Barat usai kepergian Emmeril Khan Mumtadz, anak sulung Ridwan Kamil Atalia Praratya. 

Maut memang rahasia Illahi bisa datang kapan dan dimana saja, tanpa ada yang bisa menebak atau mengetahuinya. Begitu juga dengan kepergian Eril yang menyertakan kepiluan dan hujan airmata. Terlebih Eril diyakini sudah meninggal dunia disaat menjelang perayaan ulang tahunnya yang ke-23 tahun pada tanggal 25 Juni nanti. 

Diketahui Eril lahir di New York, Amerika pada 25 Juni 1999 silam. Namun sebelum sempat momen bahagianya itu tiba, Eril sudah pergi terlebih dahulu. 

Meski baru menjelang 23 tahun, Eril dimata teman-temannya merupakan sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan dan penuh tanggung jawab. Eril juga dianggap bisa menempatkan diri, kapan dan dimanapun. 

“Ya orangnya baik terus, rendah hati biar agak tengil orangnya cukup dekat sewaktu kuliah. Kita  nggak nyangka Eril suka orlahraga bisa kena bencana disungai Aare yang cukup terpukul itu,”ujar Yogi, teman kuliah Eril.

“Saya pribadi sudah mengikhlaskan karena  sudah seminggu lebih belum ketemu, makanya saya coba mengikhlaskan. Tapi  pasti di hati semua orang masih berharap Eril selamat dan ditemukan dan keluarga kang Emil diberi ketabahan,”timpal  Raihan, teman kuliah Eril. 

Sementara itu, menurut Opic Kumis, ia pernah bertemu Eril saat pembuatan sebuah iklan. Menurut Opic, Eril adalah sosok dewasa dan bersahaja. 

“Sebetulnya kalo Eril itu 4 bulan sebelum kena musibah dia sempet bikin iklan. Itu  anaknya pendiam dan anak baik. Opic nggak tau  kalo itu anak gubernur kang Emil,  makanya kaget banget, itu anak kang Emil yang main ama gue. Anaknya baik, sopan ama yang lebih tua. Saya  merasa kehilangan karena sempet kenal, pakaiannya sederhana dan sopan,”ungkap Opic Kumis. 

Sementara itu, dalam keluarga Eril adalah sosok kakak yang sangat sayang kepada adik dan ibunya. Mereka pun sangat akrab dan kerap menghabiskan waktu luang dengan libur bersama. Jadi tak heran kalau Eril menyisakan begitu banyak kenangan bagi keluarga dan orang-orang yang pernah dekat dengannya. 

Namun kini, sosok Eril telah tiada. Derasnya sunga Aare telah membawa Eril pergi untuk selama-lamanya. Hanyutnya Eril di sungai sepanjang 295 kilo meter itu karena Eril tidak menggunakan pelampung. Khususnya bagi mereka yang baru berenang di sungai tersebut diharuskan menggunakan pelampung. 

Selain itu, menyesuaikan tubuh dengan suhu air sungai juga menjadi hal terpenting untuk berenang di sungai Aare. Jadi kondisi badan memang harus benar-benar fit. Dan hindari berenang sendiri di sungai tersebut agar ada yang menolong jika terjadi apa-apa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here