C&R TV – Setelah memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia politik, Jusuf Hamka tetap menaruh perhatian besar pada masa depan Partai Golkar, partai yang telah lama menjadi bagian penting dalam karir politiknya. Meski kini berada di luar lingkaran kekuasaan, Hamka masih menyimpan harapan bahwa Golkar dapat terus berkembang dan menjadi lebih matang di masa depan.
“Golkar adalah partai besar yang sudah berakar lebih dari 60 tahun. Dengan kepemimpinan yang tepat, saya yakin Golkar bisa lebih jaya,” ujar Hamka, penuh optimisme. Baginya, sejarah panjang Golkar dan pengaruhnya di kancah politik Indonesia adalah modal besar yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghadapi tantangan zaman.
Namun, di balik harapan tersebut, Hamka juga menyadari berbagai tantangan yang dihadapi Golkar, baik dari dalam maupun luar partai. Isu-isu internal, seperti perpecahan dan konflik antar faksi, kerap menjadi batu sandungan bagi stabilitas partai. Selain itu, tekanan eksternal, yang sering kali datang dari pihak-pihak berkepentingan, juga menjadi ancaman yang tak bisa diabaikan.
Hamka menyebutkan adanya kabar mengenai tekanan yang dialami oleh Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar, dari pihak eksternal. “Ada kabar bahwa Pak Airlangga mendapat tekanan dari pihak eksternal, tapi saya tidak bisa memastikan kebenarannya,” kata Hamka, yang memilih untuk tidak terlalu mendalami isu ini. Kekhawatiran Hamka terhadap tekanan eksternal ini mencerminkan betapa rentannya posisi Golkar di tengah persaingan politik yang semakin ketat.