Ketergantungan Shin Tae-yong pada Pemain Diaspora, Benarkah?

Ketergantungan Shin Tae-yong pada Pemain Diaspora, Benarkah?
Ketergantungan Shin Tae-yong pada Pemain Diaspora, Benarkah?

C&R TV – Ketika fase grup AFF 2024 berakhir, Timnas Indonesia kembali pulang dengan pil pahit. Harapan besar yang disematkan pada skuad muda asuhan Shin Tae-yong (STY) runtuh setelah gagal melangkah ke fase berikutnya. Tagar #STOut dan #STStay ramai menghiasi media sosial, mencerminkan kekecewaan sekaligus perdebatan sengit di antara para pecinta sepak bola Indonesia. Apa sebenarnya yang salah? Mari kita ulas secara mendalam.

Ketergantungan Shin Tae-yong pada Pemain Diaspora, Benarkah?
Ketergantungan Shin Tae-yong pada Pemain Diaspora, Benarkah?

Strategi dan Eksperimen yang Gagal

Dalam empat pertandingan fase grup, Timnas Indonesia gagal mencetak gol dari permainan terbuka (open play). Seluruh gol yang tercipta berasal dari situasi bola mati, seperti lemparan ke dalam jarak jauh oleh Pratama Arhan dan skema sepak pojok. Eksperimen formasi yang dilakukan STY sering kali menjadi bumerang. Contohnya, saat melawan Laos di Stadion Manahan Solo, perubahan susunan pemain yang signifikan justru membuat permainan Timnas tidak berjalan.

Bacaan Lainnya

Saat itu, STY memilih untuk tidak menurunkan pemain berpengalaman seperti Asnawi Mangkualam sebagai starter. Rotasi pemain ini malah membuat skuad muda terlihat gugup dan kehilangan arah. Laos, yang notabene merupakan tim termuda kedua di turnamen dengan rata-rata usia 22,5 tahun, berhasil menahan imbang Indonesia 3-3. Padahal, selama 12 tahun terakhir, Laos selalu kalah ketika bertemu Garuda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *