Kekerasan di Kalangan Internal Polri
Tak berhenti di situ, hanya berselang sepuluh hari, tragedi lain terjadi di Solok Selatan. Kali ini, seorang polisi menembak rekannya sendiri dari jarak dekat. Konflik ini dilaporkan dipicu oleh sengketa penangkapan tambang ilegal. Insiden ini mengungkap sisi gelap dinamika internal kepolisian, di mana senjata api yang seharusnya menjadi pelindung, malah menjadi senjata untuk melukai sesama.
Aturan Ada, Namun Diawasi dengan Longgar
Sejatinya, Polri memiliki aturan ketat mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata api. Penggunaan hanya diperbolehkan dalam situasi tertentu, di bawah pengawasan ketat. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan celah besar dalam penerapan aturan tersebut. Kurangnya pengawasan, kondisi psikologis anggota yang tidak stabil, serta minimnya pelatihan menjadi akar permasalahan yang sulit diatasi.
Pelatihan mengenai penggunaan senjata api tidak hanya soal teknis, tetapi juga mencakup aspek psikologis dan etika. Sayangnya, kebutuhan ini kerap terabaikan. Anggota kepolisian sering kali tidak dibekali keterampilan pengendalian emosi yang memadai, terutama dalam situasi penuh tekanan.