C&R TV — Dalam kunjungannya ke kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024), Pramono Anung menegaskan komitmennya untuk fokus pada solusi nyata daripada janji-janji muluk. Dalam kesempatan tersebut, Pramono menjelaskan bahwa meskipun baru dua minggu menjabat, ia telah melihat hasil kerja yang signifikan dan mengutamakan kerja nyata di lapangan. Ia mengatakan, “Namanya juga baru dua minggu dari nol tiba-tiba ada, itu sudah luar biasa. Saya jujur ya saya enggak terlalu melihat elektabilitas, tetapi saya lebih mengutamakan kerja ril di lapangan.”
Pramono Anung menggarisbawahi permasalahan serius yang dihadapi Jakarta, khususnya di daerah elit seperti Kemang, yang masih mengalami banjir parah. “Masalah di sini yang paling utama adalah banjir, bahkan banjirnya sampai atap rumahnya. Itu masa di tengah kota Jakarta yang begini,” ungkap Pramono. Ia menjelaskan bahwa solusi utama adalah pemasangan turap untuk mengatasi banjir yang selama ini menjadi prioritas.
Lebih lanjut, Pramono Anung menyinggung inisiatif Giant Sea Wall sebagai salah satu solusi untuk mengurangi tekanan pada darat dan mengatasi banjir. “Giant Sea Wall itu bukan gagasan baru. Itu sudah ada sejak sebelum Bang Yos, dan yang paling utama adalah orang yang berani mewujudkannya,” kata Pramono. Ia menambahkan bahwa proyek ini adalah langkah penting untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta.
Dalam tanggapannya terhadap kritik yang diterima, Pramono Anung menegaskan bahwa ia tidak akan terpengaruh oleh kritik yang tidak konstruktif. “Saya tidak akan bekerja untuk hal yang terlalu muluk-muluk, tetapi yang ril di bawah itu yang akan kami lakukan,” ujarnya. Ia juga menanggapi kritik terkait program Makan Si gratis untuk ojol dan menjelaskan bahwa ia lebih memilih program yang realistis dan bermanfaat.
Pramono Anung mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang bersih dan berintegritas, menekankan pentingnya figur dan track record dalam pemilihan. “Saya ingin katakan bahwa kerja-kerja politik dan kerja ril di lapangan itulah yang menentukan. Pertarungan saya adalah pertarungan figur,” tegas Pramono. Ia juga mengungkapkan bahwa selama 25 tahun menjabat, ia tidak pernah melobi pihak tertentu untuk mendapatkan posisi.
Sebagai penutup, Pramono Anung menyatakan keyakinannya bahwa dukungan masyarakat, bukan mesin partai, yang akan menentukan hasil pemilihan. “Kalau masyarakat memberikan dukungan kepada saya, itu menunjukkan bahwa mesin partai hanya sebagai fasilitas untuk maju,” tutupnya.