Efek Domino yang Mengancam
Seorang ibu rumah tangga di Jakarta, yang biasanya membeli kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional, mungkin akan menjadi salah satu yang paling merasakan dampak kenaikan ini. Ketika harga minyak goreng, beras, dan gula naik hanya beberapa ribu rupiah saja, anggaran belanja bulanannya sudah terguncang. Kini, bayangkan jika setiap transaksi kena pajak lebih tinggi—apakah pemerintah memahami dampak psikologis dan finansial yang akan dirasakan masyarakat seperti ini?
Tak hanya rakyat kecil yang terkena imbas. Para pelaku usaha kecil dan menengah, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, juga menghadapi ancaman serius. Ketika harga barang naik, daya beli turun, dan margin keuntungan semakin tipis, apakah mereka bisa bertahan?
Indonesia vs Dunia: Apakah 12% Terlalu Tinggi?
Dalam konteks ASEAN, kenaikan PPN ini akan menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tarif PPN tertinggi. Di kawasan ini, hanya Filipina yang menerapkan tarif lebih tinggi (12%). Bahkan, negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan—dengan ekonomi yang jauh lebih matang dan stabil—masih mempertahankan tarif PPN di angka 10%.
Kritikus menilai bahwa kebijakan ini mengabaikan realitas bahwa struktur ekonomi Indonesia masih rapuh. Dengan tingkat ketimpangan yang tinggi, langkah ini justru dapat memperdalam jurang antara masyarakat kelas atas dan bawah. Pemerintah mungkin berharap kenaikan ini dapat meningkatkan penerimaan negara, tetapi apakah semua itu sebanding dengan risiko menekan roda perekonomian?